BUDAYA MAKANAN DAN CIRI KHAS BALI
Di satu sisi tanah hijau yang subur, di sisi lain tanah coklat; di satu sisi terdapat kera, tupai, berbagai macam burung, di sisi lain terdapat reptil besar dan kakatua. Pulau yang menawan hati ini dibelah oleh sungai, kanal, dan lembah yang dibungkus oleh hutan dan hamparan sawah dengan ujung pantai-pantai yang indah. Dihiasi oleh danau yang mengisi sisa kawah gunung berapi. Keindahan-keindahan tersebut memperlihatkan sebuah dataran yang memadukan khayalan dengan kenyataan.
Hal yang menonjol di Bali adalah visi keyakinan yang menginspirasi setiap jiwa yang hidup di Bali untuk memanfaatkan alam dengan bijak kreatifitas manusianya dalam berbagai bidang seperti: teknik mematung, tarian, arsitektur, musik dan berbagai ekspresi kesenian lainnya.
Contoh dari Foto yang saya dapatkan, ini salah satu contoh budaya di Desa Tenganan Karangasem Bali dimana yang adatnya sangat kental di Desa Tenganan ini. Nah, kebetulan saya juga berasal dari Karangasem Bali saya hanya tau sedikit tentang Desa Adat Tenganan ini ,dan masih ada banyak tradisi budaya dari Desa Tenganan ini salah satunya yang unik yaitu Perang Pandan. Perang umumnya merupakan permusuhan yang terjadi antara dua negara dan diselesaikan lewat pertempuran di sebuah lapangan luas dengan menggunakan senjata. Namun, di desa Tenganan, Bali, terdapat tradisi unik peran pandan yang merupakan bentuk perhormatan warga desa terhadap Dewa Indra atau yang disebut juga Dewa Perang.
Di desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, setiap tahunnya pada tanggal 8-9 Juni diadakan sebuah ritual perang yang disebut Perang Pandan atau “Mekare-kare”. Perang Pandan ialah ritual adu ketangkasan antara dua pemuda Tenganan yang masing-masing pesertanya membawa senjata berupa seikat daun pandan duri dan sebuah perisai.
perang pandan ini sudah menjadi objek wisata budaya yang populer di Bali, bahkan sudah banyak wisatawan asing yang datang ke Tenganan. Waktu pelaksanaan biasanya dimulai pukul 2 siang, dimana semua warga menggunakan pakaian adat Tenganan (kain tenun Pegringsingan). Para peserta Perang Pandan menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng).
Sebelum dimulai, warga Tenganan melakukan ritual “Melelawang” atau berkeliling desa untuk memohon keselamatan. Setelah itu diadakan ritual minum tuak untuk para peserta, tuak kemudian dikumpulkan menjadi satu dan dibuang ke samping panggung.
Tak ada aturan baku dalam perang pandan , masing-masing pesertanya membawa senjata berupa seikat daun pandan duri di tangan kanan dan sebuah perisai yang terbuat dari anyaman rotan di tangan kiri. Kedua peserta perang saling menyerang, mereka memukul punggung lawan dengan cara merangkulnya terlebih dulu. Mereka berpelukan, kemudian saling memukul punggung lawan dengan daun pandan yang berduri.
Kepercayaan yang dianut warga Desa Tenganan berbeda dengan warga Bali pada umumnya. Warga Desa Tenganan mempunyai aturan tertulis atau “Awig-awig”yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka, tidak mengenal kasta dan diyakini Dewa Indra adalah dewa dari segala dewa. Tertarik melihat tradisi unik perang pandan , jangan lupa mampir ke Desa Tenganan, Bali di awal bulan juni, ya! Kalau kesini Mampir ke rumah aku ya . hehehehe
Tatanan sosial di Bali dibangun atas pembagian strata sosial yang dibagi ke dalam:
- Brahma, merupakan strata tertinggi yang diisi oleh para rohaniawan.
- Ksatria, merupakan strata yang diisi oleh para bangsawan dan pejabat kerajaan
- Waisya, merupakan strata yang diisi oleh para prajurit dan pedagang
- Sudra, strata untuk masyarakat biasa.
Nama masing-masing individu dapat dilihat sebagai penunjuk strata sosial sekaligus eksistensi budaya yang ada di Bali, misal: Ida Bagus atau Ida Ayu merupakan nama yang dipakai oleh para Brahmana. Anak Agung Cokorda atau Dewa merupakan nama yang digunakan oleh para Ksatria. I Gusti merupakan nama yang digunakan bagi para Waisya, dan Wayan, Made, Nyoman, Ketut digunakan oleh para Sudra.
Makanan Khas dari Bali
Pulau Bali tidak hanya terkenal dengan kekayaan alam yang indah, serta budaya beragam. Kuliner khas pulau dewata itu pun mampu menggoda para wisatawan untuk mencicipinya.makanan di bali memang terkenal sangat enak dan banyak sekali macamnya, banyak wisatawan mancanegara yang tertarik ingin mencobanya menurut mereka makanan khas bali sangat enak dan membuat ketagihan.
terdapat banyak jenis makanan khas bali yang bisa anda dapatkan disini, berikut ini macam-macam makanan khas bali :
1.Ayam Betutu
Ayam betutu adalah lauk yang terbuat dari ayam atau bebek yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam. Betutu ini telah dikenal di seluruh kabupaten di Bali. Salah satu produsen betutu adalah desa Melinggih, kecamatam payangan kabupaten Gianyar. Ayam betutu juga merupakan makanan khas Gilimanuk. Betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan dan upacara adat serta sebagai hidangan dan di jual. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tapi juga tamu manca negara yang datang ke Bali, khususnya pada tempat-tempat tertentu seperti di hotel dan rumah makan atau restoran. Betutu tidak tahan disimpan lama.
2. Serombotan
Serombotan adalah sayuran khas Klungkung Bali, terbuat dari sayur buah botor muda atau paku, toge, kobis yang dimasak setengah matang. kemudian diberi bumbu disebut kalas yang terdiri dari santan yang diberi tumbukan kunyit, lengkuas, bawang merah dan bawang putih, ketumbar dan sedikit kencur. Cara memasaknya yaitu degan dimasak hingga kental. Kalas inilah yang menjadi ciri khas serombotan yang kalau dihidangkan harus menggunakan kacang goreng dan nasinya bercampur ubi jalar atau nasi oran sele orang Bali menyebutnya. Sayur ini sudah mendunia, karena restorant Made dan beberapa restorant di Bali menjadikannya sebagai hidangan utama pada menunya. Adalah Bondan WInarno pembawa acara wista kuliner di trans tv yang memberikan istilah MAKNYUS alias enak murah dan enak untuk Srombotan ini. Dia seakan menjadi icon utama dibalik kelesatan sayuran di Bali saat ini.
3.Nasi Jinggo
Nasi jinggo adalah makanan khas Bali yang serupa dengan nasi kucing, namun lauk disediakan sangat berbeda, umumnya adalah mie goreng, sambal, serundeng, dan ayam yang disuwir-suwir pedas. Namun nasi jenggo dapat ditambahkan dengan telur, tempe, dan tahu. Nasi jenggo umumnya dibungkus dengan daun pisang.Sama seperti nasi kucing, porsi nasi jenggo sangat sedikit dan harganya murah (umumnya Rp. 1000,- sampai Rp. 5000,-), sehingga nasi jenggo kurang mengenyangkan dan biasanya dibeli beberapa bungkus.
https://annisadevy.wordpress.com/2014/06/12/budaya-makanan-ciri-khas-di-bali/
Komentar
Posting Komentar